Selasa, 09 Juli 2013

motifasi iman & kehidupan 6



Tiga golangan orang yang tidak akan mati sebelum mencicipi siksa di dunia:

  1. Orang yang mendholimi orang lain dengan sikap ataupun ucapan sampai orang yang didholimi mendo’akan azab padanya.
  2. Orang yang bersumpah dusta
  3.  Orang yang memutuskan hubungan silaturahmi pada kerabatnya.

Sesuatu yang dicintai akan selalu diingat dan bicarakan setiap saat, jika seseorang mencintai dunia maka ia akan selalu membicarakan dan berusaha mengejarnya, jika seseorang cinta agama maka ia akan selalu mengajak orang lain agar taat beribadah, dimanakah cinta kita dipautkan...?

Dalam kehidupan selalu terdapat kesempatan dan kemungkinan yang datangnya tak bisa ditentukan, gapailah kesempatan dengan kesungguhan jangan hanya duduk menunggu kesempatan itu datang, karena memohon kepada Allah SWT dan maksimal usaha adalah samudra yang dapat mencapai setiap sudut pantai hajat hidup manusia.

Jangan sesali mereka yang menghampirimu di masa lalu, karena teman yang jahatpun telah memberimu pengalaman gelap yang tak terlupakan dan pelajaran berharga untuk ditinggalkan, dan teman yang baik juga memberimu pengetahuan dan kebahagiaan yang penuh dengan ketulusan.

Teman sejati adalah orang yang membimbingmu kejalan iman dan keilmuan meskipun menyakitkan, musuh sejati adalah orang yang menjerumuskanmu kejurang kebodohan dan kesesatan meskipun seolah-olah setia, peduli dan menyenangkan.
Dengan mendalami agama mempelajari dan mengamalkannya, maka pahit akan menjadi manis, debupun akan berubah menjadi emas, keruh menjadi bening, sakitpun menjadi sembuh, penjara jadi istana, dan derita terasa nikmat, serta kemarahan menjelma menjadi rahmat.

Kita tidak diwajibkan pandai cendikia, tapi kita diwajibkan untuk selalu belajar dan berusaha, tidak ada kata gagal bagi orang yang selalu mencoba, karena kesempurnaan itu tidak selalu tanpa retak dan cacat, tapi bisa berarti keberhasilan dalam memoles kelemahan dan kekurangan menjadi suatu keindahan.

Lebih baik kita tahu mengapa kita gagal, daripada tidak tahu mengapa kita berhasil, karena hidup yang tak teruji adalah hidup yang tak layak untuk dihadapi.

Jangan sesali apa yang telah anda lakukan, jika memang harus disesali adalah anda tak melakukan apapun ketika anda punya kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan kebaikan.

Ilmu dan kebahagiaan tidak akan habis hanya karena dibagikan, justru ilmu dan kebahagiaan akan bertambah ketika kita berbagi ceria dan menyebarluaskan pengetahuan kepada sesama.

Jatuhkan hati hanya pada Dzat yang siap menangkapnya, bukan pada yang tak peduli dan membiarkan hati jatuh dan pecah, yang tahu seluruh isi hati hanyalah Allah SWT semata, yang sering meremuk hati adalah dunia dengan segala macam keindahan abstraknya.

Penyebab rusaknya hati ada 5 perkara :

  1. Selalu melakukan kesalahan dan dosa dengan mengharap mendapat ampunan
  2. Mengetahui hukum agama tapi tidak mengamalkanya
  3. Ketika mengamalkan agama tidak didasari dengan keikhlasan karena Allah semata
  4. Tidak bersyukur atas karunia Allah yang dianugrahkan kepadanya
  5. Tidak ridho atas ketentuan Allah kepadanya.

Penyebab rusaknya perbuatan seseorang ada 5 perkara:

  1. Pasrah jadi orang bodoh tanpa berupaya belajar agama
  2. Rakus pada dunia meskipun badan, hati, dan pikiran lelah karenanya
  3. Kikir berlebihan meskipun harta berlimpah
  4. Riyak/tidak ikhlas ketika melakukan kebaikan
  5. Merasa dirinya paling baik, benar, dan pintar dari pada orang lainya

Barang siapa yang meremehkan ulama, maka dia akan rugi manfaat agamanya,
Barang siapa yang merendahkan penguasa, maka dia akan rugi dunianya,
Barang siapa yang menyepelekan tetangga, maka dia akan kehilangan manfaat kebaiknya,
Barang siapa yang tak peduli kepada kerabatnya, maka dia akan hancur kasih sayangnya,
Barang siapa yang merendahkan keluarganya, maka dia akan kehilangan berkah rizkinya.

Hanya karena seseorang yang selalu terlihat kuat dan senyum di hadapanmu, bukan berati ia tak pernah menangis di belakangmu, air mata yang berlinang karena takut akan dosa itu lebih kuat dari pada yang anda kira, karena sanggup memadamkan api neraka, dan tangisan pengabdian di tengah malam akan memancarkan senyuman dikala siang.

Kita hanyalah mahkluk Allah paling dini dan rendah yang selalu mendongakkan kesombongan dihadapan sang Rahman, namun ketika kening kita menempel di bumi Allah sebagai wujud ketaatan kepada-Nya, maka seluruh eksistensi kita luruh jadi debu.

3 komentar:

  1. semoga kita semua mendapat manfaat bersama dari telaah maddah ini, jazzakallah/jazzakillah.

    BalasHapus
  2. alhamdulillah, cukup memotifasi

    BalasHapus