Jika orang mengerjakan 4 perkara yang mulia, maka
dia akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat :
- Hati yang selalu bersyukur
- Lidah yang selalu berdzikir
- Tabah dari segala macam cobaan hidup
- Istri yang setia dan pandai menjaga diri dan
hartanya.
Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu, ia
berkokok di waktu subuh sedangkan kamu tetap lelap dalam tidur.
Apabila secara kebetulan kamu dekat dengan penguasa
atahu orang kaya yang cinta dunia, maka berhati-hatilah dan waspada karena
sesungguhnya engkau sedang berdiri di atas pedang yang tajam.
Petunjuk Allah yang tertinggi padaku adalah aku bisa
mengenali diriku dengan segala kekurangan dan kerendahan ku.
Andaikan sholat seseorang bukan hanya sekedar
kebiasaan saja yang disertai dengan hafalan do’a-do’a, maka ia tak akan sanggup
melakukan dosa dan hal-hal yang tercela.
Rendah hati yaitu taat dalam mengerjakan suatu
kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun.
Teman sejatimu adalah orang yang dekat dan tetap
peduli padamu disaat engkau sakit dan ketiadaan rizki, dan teman yang mau dekat
hanya disaat kamu sehat dan ada rizki, dia akan sangat membahayakanmu
dikemudian hari.
Musuhmu yang sangat jahat namun bisa mendekatkan
dirimu pada Allah SWT itu jauh lebih baik dari pada kawanmu yang sangat baik
tapi bisa menjadikanmu lalai dari printah Allah.
Orang yang bijak tidak akan terpleset oleh harta,
andaikan terpleset ia akan tetap mendapatkan pegangan kebenaran berkat
kebijaksanaannya.
Kesulitan hidup akan terasa nikmat bagi jiwa yang
bersyukur, karena bukan kebahagian yang menjadikan kita bersyukur tapi
bersyukurlah yang menjadikan kita bahagia.
Jiwa yang malas akan tetap tersesat meskipun sudah
sampai tujuan
Jiwa yang tamak akan selalu mengeluh walaupun di atas tumpukan harta,
dan Jiwa yang bersyukur dan sabar akan selalu bahagia walaupun penuh dengan
ujian dan masalah dalam kehidupan, di jiwa yang manakah engkau berada....?
Aku heran terhadap orang yang mengejar dunia padahal
kematian selalu mengincarnya, aku heran kepada orang yang tak mau beribadah
sebagai wujud pengapdian pada Tuhanya padahal tak tahu kapan akan berakhir
hidupnya, Dan heran kepada orang yang banyak tertawa padahal dirinya tak tahu
apakah Allah ridha ataukah murka terhadapnya.
Apabila badan sakit, maka makan dan minumpun terasa
pahit dan juga sulit tertelan, serta tidurpun tak nyaman, begitu juga jika hati
sudah terbelenggu cinta dunia maka sakitpun menjangkiti jiwanya, ujub, riya’,
takabbur, hasud dan lain-lain, maka nasihatpun tak ada arti baginya dan tak
masuk kehatinya.
Cinta laksana tetesan air hujan, apabila jatuh di
bumi yang gersang akan menumbuhkan dusta dan hal-hal yang tercela, dan jika
jatuh di tanah yang subur maka akan menumbuhkan kesucian hati, ikhlas, serta
budi pekerti yang tinggi dan terpuji.
Orang yang paling rugi di hari nanti adalah orang
yang berbicara keadilan dan kebaikn tapi ia sendiri tidak menjalankanya,
kata-katanya hanya lah tak lebih dari tumpukan sampah yang menambah busuk
hatinya.
Orang yang paling celaka kelak adalah orang senang
melihat orang lain menderita dan menderita ketika melihat orang lain bahagia,
suka memuji di hadapannya dan mengumpat di belakangnya.
Yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang juga
menciptakan matahari, jika engkau malu melakukan kemaksiatan di tempat yang
terang karena matahari hendaknya malu pula melakukan dosa dikegelapan, karena
ada mata nyamuk yang menjadi saksi serta pandangan agung yang selalu mengawasi.
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur atas
ketentuan Allah diakhir maksimal upaya dengan senang hati, sedikit dan
banyaknya yang di dapatkan adalah yang terbaik untuk kebaikannya sendiri.
Penderitaan jiwa mengarah pada keburukan hati, putus
asa adalah sumber kesesatan dan kegelapan jiwa, orang yang beriman akan selalu
bahagia dengan apapun yang terjadi, dan menyikapi kegagalan dengan keberhasilan
menemukan kekurangan diri sebagai bahan evaluasi dan instropeksi diri.
Lihatlah sisi terang disetiap kejadian agar dapat
pencahayaan hati, orang yang selalu berpikir positip akan tenang jiwanya walaupun
berjuta ujian datang bertubi-tubi.
Allah meninggikan derajat seseorang dengan bencana
dan ujian serta kesusahan agar jiwanya bisa hidup dan berkembang ketika sanggup
melalui ujian itu dengan penuh kesabaran.